Senin, 29 Juni 2009

Alhamdulillah bisa juga merasakan liburan....!
siap-siap jadi panitia pemilu presiden terus lokakarya tanggal 9 Juli 2009.
Krungu-krungu, pemilihan presiden sekarang bener-benar "menakutkan". persaingan antar kandidat kenceng banget dan memerlukan kearifan untuk menyikapi hasil pemilu nanti.
Tapi terlepas dari iu semua, janji-jani manis juga merebak lebih hebat lagi sekarang....! Jangan terjebak!

Minggu, 28 Juni 2009 (02.00 wib)

Alhamdulillah, anak-anak SMP Taruna Bakti lulus 100% dengan nilai yang baik dan menduduki peringkat pertama di kota Bandung untuk sekolah swasta. Kebahagiaan semakin kerasa karena anak-anak akselerasi juga menjadi raja dan ratu UN. Baguslah ternyata mereka juga mampu berprestasi setelah kita jungkir balik mendampingi mereka.
Anak-anak SMP Taruna Bakti memang pintar-pintar karena proses tes-nya susah banget. tinggal kita sebagai gurunya yang harus mendampingi mereka khususnya di dalam kedisiplinan (guru pisaaaa.....n).
selamat lah.....

Minggu, 22 Juni 2009

Setelah rapat pleno, Alhamdulillah akhirnya siswa SMP Tarbak 100% lulus!
Sekarang bisa bernapas lega mengingat perjalanan proses tahun ini lebih menantang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Semoga ditahun mendatang jasilnya bisa lebih baik dan yang penting ujian nasional semoga dihentikan dan menyerahkan ujian kelulusan kepada sekolahnya masing-masing, kalaupun toh ada yang berani main-main dengan kelulusan di sekolahnya masing-masing, mereka akan menanggung akibatnya sendiri. Hukum alam berlaku disini.
Biarlah ujian nasional hanya sebagai alat evaluasi yang mengukur kualitas sekolah tanpa menjadi satu-satunya faktor untuk kelulusan siswa. Dan sebagai pembanding antara hasil evaluasi sekolah dengan standar nasional sehingga sekolah yang dengan mudah memberikan kelulusan kepada siswanya namun memperoleh nilai ujian nasional kecil akan nampak jelas kecurangannya di mata masyarakat.
Semoga....!

Senin, 15 Junie 2009

Hari terakhir ulangan umum, akhirnya......!
Tugas berikutnya melakukan sosialisasi program akselerasi, semoga semuanya lancar dan tidak menimbulkan masalah.
Memulai tahun ajaran baru, siswa baru, metode dan materi baru....!
SELAMAT DATANG DUNIA BARU....!

KAMPANYE CAPRES ATAU KAMPANYE CALO PRESIDEN

Indonesia bingung....
bingung menentukan skala sikap dan prioritas kegiatan di dalam kampanye capres sekarang. berbagai peristiwa dan kendala terus saja terjadi menjelang pelaksanaan pemilu capres. dari mulai penyusunan jadwal, kontroversi tim kempanye sampai deklarasi kampanye damai yang berubah menjadi ajang provokasi.
Indonesia bingung...
ini teh kampanye calon presiden atau para calo presiden? yang terlihat nampak sering muncul di televisi dan berdebat kusir sampai menghabiskan waktu acara justru para tim kampanye. tim kampanye atawa lebih kerennya disebut calo presiden justru paling keras berteriak ngomongin visi, misi, strategi calon presiden ketimbang calonnya sendiri.
calo presiden berdebat berhadapan muka dan sling serang sementara para calon presiden cuma berani berhadapan di depan televisi sendiri-sendiri.....! giliran ketemuan malah pada jauh-jauhan....
dasar...!

Jumat, 12 Juni 2009

Alhamdulillah....isteriku...semua sudah berjalan 10 tahun dan kita bisa bak-baik saja. perahu ini pernah goyang. sekarang kita arungi semua ini dengan halangan dan deburan gelombang yang lebih besar, namun kebersamaan kita memegang kendali atas perahu ini benar-benar membuat kita bisa bertahan.
anak2 kita sehat dan bisa menikmati hidup bersama...semoga semua itu tidak akan cepat berakhir.

Kamis, 11 Juni 2009

Saya merinding ketika menulis “wasiat kalau saya…” yang kemarin di publish diblog ini. Merinding karena sebenarnya “keberanian” saya menuliskan wasiat apabila saya mati justru merupakan pelarian dari rasa ketakutan yang amat sangat akan kematian.

Ketakutan saya akan mati karena beberapa alasan, pertama karena tidak ada satupun orang yang mampu menceritakan pengalamannya tentang apa yang terjadi setelah mati. Kedua, ketidakyakinan saya pada “kebaikan” dan “amal” yang telah saya lakukan pada saat hidup. Hal ini sering ditakut-takuti dengan azab yang sangat pedih. Kebayang gga ama kita semua kalau hidup kita yang singkat ternyata akan dibalas sepanjang hayat atau abadi di dorga dan neraka.

Saya tidak tahu apakah hidup ini menjadi berkah atau malah menjadi melapetaka?

Rabu, 10 Juni 2009

lepas beberapa hari tidak menulis di blog ini....
masih terasa aneh....kenapa begitu susah menulis kejadian diri sendiri ketimbang membahas hal lainnya.
saya merasa semakin hari....hidupini semakin sulit. sehingga terasa lebih lamaaaaaaaa.....
Tak Berbekas
Kulihat apa yangg tersurat
seraya mencoba mengerti apa yang tersirat
keagungannya

Tetapi ......
Mulutku telah mencaci
Kaki tanganku terus menodai
kesuciannya

Tetapi ......
Yang kudengar masih kulanggar
Yang kufahami tak kujalani
darinya

Tetapi ......
Semuanya tak berbekas
dalam gerak hidupku bersama desah nafasku
dalam aliran darahku yang mengiringi denyut nadiku

Kulihat apa yangg tersurat
seraya mencoba mengerti apa yang tersirat
tanpa kehadirannya

WASIAT KALAU SAYA ….


Untuk menulis ini, saya harus mempertimbangkannya dalam jangka waktu yang cukup panjang. Hal itu karena saya akan berbicara sesuatu yang sangat tabu untuk dibicarakan, yaitu KEMATIAN.

Dalam budaya dan kepercayaan yang berkembang, apabila berbicara kematian seolah kita mengundang kematian untuk segera menghampiri dan menyapa kita, padahal, kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang....dan tak ada salahnya kita mempersiapkan segalanya sebelum semua itu terlambat.

Isteriku, akhir-akhir ini saya sering membicarakan kematian bukanlah karena saya ingin cepat mati, justru saya ingin ketika kematian datang kepada suamimu ini, kamu justru bahagia karena saya akan menunggumu di sorga. Sorga...? kamu pasti bertanya mengapa saya begitu yakin akan masuk sorga. Tapi biarlah itu urusan saya dengan Tuhan.

Yang jelas, ketika kematian itu datang, saya sangat yakin, Tuhan menyayangiku sebagaimana selama ini saya juga merasakan sayng-Nya. Tuhan tentunya tidak sekejam bayanganmu yang akan memasukkan aku ke neraka gara-gara eing membicarakan-Nya di berbagai tulisan saya. Justru banyaknya tulisan saya tentang Dia karena saya sangat merindukannya. Saya ingin menemukan-Nya sendiri Tuhanku sebagaimana Ibrahim menemukan Tuhannya sendiri.

Kembali ke wasiat kematian saya. Yakinlah isteriku, ketika saya mati, saya sangat menyosongnya dengan penuh kebahagiaan. Apapun penyebab kematian saya, bagi saya itu tidak masalah. Tuhanku, Allah tentunya akan membuat kematian itu terasa indah untuk dikenang oleh orang yang ditinggalkan. Bukan untuk yang meninggalkan. Semua itu sudah percuma.

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan seputar kematiankua dan cara mengurus jenasahku kelak.....:

  1. jangan tangisi kepergianku dengan berlebihan. saya yakin kalian bisa melupakan saya seiring waktu. Tangisilah saya hanya ketika saya dikuburkan saja. Setelah itu, yakinkanlah bahwa Allah, Tuhanku memberikan yang terbaik buat kalian semua. Mulailah hidup baru. Jangan sampai kepergian saya menjadi penghalang bagi kalian semua (isteri dan anakku) untuk berhenti menikmati hidup.
  2. jangan terlalu bingung menguburkan saya. Kalau ternyata menguburkan jasad saya yang mati, yang sudah tidak ada roh Tuhan dalam jasadku, saya bersedia dikremasi dengan cepat dan kalian taburkan saja abu-nya di tempat yang kalian suka. Tanah di dunia ini berikan saja kepada yang masih hidup. Jangan sampai jasadku membuat tanah ini semakin sempit oleh kuburanku. Tapi tanyakan dulu, mungkinkah jasad orang muslim itu dikremasi?
  3. kuburkan saya setelah 5 jam dari berita kematia saya (bila saya mati dengan normal ). Tapi kalau kematin saya karena sesuatu yang berat untuk ditunggu (kecelakaan misalnya) maka segerakan menguburkanku sehingga semakin sedikit orang yang perlu melilhat jasadku. Kalau bisa, biarlah orang lain tidak melihat jasadku kalau memang akan membuat mereka menyesalinya. Mengapa menunggu 5 jam dahulu? Saya tidak mau saya hidup lagi (mati suri) dan saya ternyata sudah ada di liang lahat. Saya tidak begitu suka dengan kegelapan total seperti di kuburan. Tunggu saya 5 jam dahulu....kalau lebiih dari 5 jam saya masih tidak bangun, maka kuburkanlah!
  4. tidak usah terlalu bingung untuk mengadakan acara tahlilan untuk kematian saya. Cukuplah kalian berdoa untuk saya di rumah dan di malam-malam lainnya tanpa harus menghitung jumlah hari kematian saya. Saya tahu memang tidak ada dalam ajaran islam, walaupun saya tidak pula menolak atau menentangnya. Tahlilan yang aku harapkan hanyalah dari isteriku, orang tua dan anak-anakku saja karena memang itulah yang akan menerangi kubur saya kelak. Aku bukan anti tahlilan, tapi budaya kita terkadang sering membebani dengan berbagai gengsi, kebiasaan dan hal yang tidak berhubungan langsung dengan kepentingan sang ruh yang menunggu di doakan. Lepas saya dengan ”biasa” saja. Jangan terlalu membebani kalian justru ketika aku mati! Kematian tidaklah merepotkan saya, begitu juga kallian yang saya tinggalkan.
  5. ketika saya hidup, saya banyak menanggung hutang baik budi maupun materi. Datangi mereka dan mintalah keikhlasannya untuk melepaskan semua itu karena saya tau kalian berat untuk membayarnya. Apalagi hutang budi dari orang-orang yang peduli kepada saya. Mereka menyayangiku sehingga sering berbuat baik kepada saya tapi saya belum bisa membalasnya. Datanglah kesekolah tempat saya bekerja. Berbicaralah kepada guru, siswa dan kalau bisa melalui anak-anaknya, titpikan salam saya kepada orang tua mereka yang selama ini selalu mendorong untuk terus maju. Orang tua yang selalu mendukung saya meraih mimpi. Tulisalah di Facebook saya (status) dengan tulisan,” kepada semua orang yang telah dan atau sedang mengenal imam wibawa mukti selama hidupnya, tolong maafkan segala kesalahannya, ikhlaskan hutang budi dan materi yang pernah dia dapatkan, doakan dia dengan membaca Al-fatihah dan Al-Ikhlas (dua surat favorit dia), itu sudah cukup baginya untuk memasuki kehidupan yang lain.....” tertanda Imam Wibawa Mukti.
  6. kepada kedua orang tua saya (dari saya atau dari isteriku) maafkan segala kesalahan saya dengan membaca Al-Ikhlas. Itu akan menjadi pertanda bagi saya bahwa kalian semua mengikhlaskan saya dan memaafkan saya. Saya akan mendoakan kalian untuk bisa hidup dengan damai.
  7. kepada keluargaku, apabila ada yang membutuhkan organ tubuhku untuk pengobatan, berikan semuanya yang dibutuhkan orang yang masih hidup dan baik kelakuannya. Bagi saya, organ tubuhku menjadi tidak berarti. Saya ingin organ tubuhku menjadi amal jariah saya yang terakhir. Itu akan menolong saya....tolonglah...! Ikhlaskan! Saya tidak membutuhkan jasad saya, saya hanya membutuhkan amal. Selama hidup saya, amal saya sangat sedikit. Mudah-mudahan itu berarti kelak bagi saya. Dan kalau mereka yang tertolong memberikan uang terima kasih, terimalah dengan baik-baik dan manfaatkan untuk melanjutkan kalian hidup. Saya tidak mampu memberikan apapun pada kalian. Tapi kalau mereka tidak bisa melakukannya, ikhlaskan!
  8. isteriku, maafkan semua orang yang pernah menyakitimu melalui kelakuanku. Keisengan dan kenakalanku kepada teman dan sahabat saya sering membuat kamu risi dan salah tingkah. Itu semua bukan salah mereka, tapi kesalahanku semata. Isteriku...maafkan orang-orang terdekatku yang pernah membuatmu menangis. Karena itu semua bukan maksud mereka tapi karena kekhilafanku.
  9. anak-anaku...yakinlah ketika aku meninggal, jiwa dan ruh saya akan senantiasa berada di sisi kalian. Tapi kalian lebih baik tidak tahu. Saya takut kalian merasa tidak bebas dengan kehadiran saya disisi kalian. Saya akan selalu menjaga kalian!
  10. wahai saudara,rekan, sahabat dan semua yang pernah mengenalku jangan mengingat kesalahan-kesalahanku ya.....!
  11. kalau bisa, print semua tulisan saya dan kumpulkan lalu bagikan kepada orang-orang terdekat saya. Maksimal 50 orang terdekat saya menurut kerabatku. Biarlah tulisan saya menjadi kenang-kenangan bagi mereka.

Bandung, 9 Juni 2009

Selasa, 2 Juni 2009 (11.47)


Kalau malam menjelang dan saatnya berbaring di peraduan...
Yang saya lakukan minggu-minggu terakhir adalah menatap sejenak wajah isteri saya ketika dia sedang pulas tertidur. Guratan kelelahan itu masih tergambar di wajahnya yang cantik dan manis. Bahkan dalam tidurnya sekalipun, kegelisahannya tentang keseharian bersama anak-anak masih terasa.
Wajahnya yang tidak dipoles kosmetik dan keluguan pailng jujur di saat tidur, benar-benar membuat hati ini semakin yakin bahwa Tuhan memang mengirim dirinya hanya untuk ku.
Lalu, sambil menatap wajahnya, saya belai pula rambutnya perlahan...jangan sampai tidurnya yang pulas menjadi terganggu. Rambutnya yang panjang saya belai hanya dibagian belahan kepala atas dan dilanjutkan dengan ritual mencium dahinya. Sambil membayangkan, kalau sampai saat ini, sebagai suami saya belum mampu untuk membahagiakannya, membuatnya bangga terhadap suaminya ini dan hanya mampu memberinya berjuta beban dipundaknya sehingga sering dia mengeluh tentang kondisi badannya yang sangat lelah.
Percayalah, kalau ada orang lain yang juga melakukan hal yang sama, maka dia akan menangis sama seperti yang saya alami selama malam-malam terakhir ini. Seandainya ada diantara kalian ada yang bertengkar dan kecewa karena isteri kita, apakah karena sering ditegur dan cerewet kepada anak, lakukanlah apa yang saya lakukan......
Cium keningnya ketika dia tertidur pulas lalu bisikan......"ayah sayangg ibu...." dan rasakan sensasinya.....!

(11.25 wib)
Aduh gila.....bikin membuat blog itu ternyata menyenangkan sekali.
Apalagi setiap hari ada aja yang baru dan langsung bisa diaplikasi ke blog. Tapi....usaha buat promo blog kok susah banget ya.......!
Banyak petunjuknya cuma ga ngerti bahasanya.
Salut ama orang yang mau berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan gratis, semoga Tuhan membalasnya....!

Rab3 Juni 2009u,

Ambalat, bukti rapuhnya Indonesia....!
Kemarin saya melihat beberapa berita di televisi...ada yang menarik....
Manohara dan Ambalat mendominasi pemberitaan akhir -akhir ini. Mengapa kedua hal tersebut menjadi menarik untuk diberitakan?
Satu hal yang pasti...rasa harga diri dan martabat bangsa sedang dipertaruhkan dalam dua peristiwa ini.
Hmmmm.....emang bikin gregetan sih kalo dengerin dua berita ini. Kayanya kita emang ga bisa berbuat apa-apa. Kaya negara yang tengah memelas minta dikasihani tapi belagunya setengah mati.
Hampir semua penyelenggara negara ini cukup bicara, "ya....kita diplomasi aja dulu...perang itu jalan terakhir...." tapi tahukah kita bahwa itu hanyalah bahasa diplomasi untuk,"jangan perang dong.......kita itu kalah senjata dan tekhnologi lho....".

Dialog antar agama....!


Selasa, 2 Juni 2009, saya kedatangan orang tua. Beliau beragama Hindu dan berbicara dengan saya seputar perkembangan agama Hindu di Indonesia dan pentingnya toleransi beragama. Bagi saya hal tersebut sangat penting mengingat beranekaragamnya latar belakang agama dan budaya dimasyarakat Indonesia.
bagi saya, toleransi beragama sulit terjalin selama umat beragama di Indonesia tidak berusaha untuk saling memahami atai minimal mengetahui hakekat dari ajaran-ajaran agama yang ada. Hal ini penting mengingat suatu umat beragama selalu memandang agama lain dari sudut perbedaan, kesalahan dan pandangan negatif terhadap agama lain yang berbeda. Ini berkembang dimulai dari keluarga dengan maksud menanamkan keyakinan agama orang tua kepada anaknya, dengan cara menunjukkan "kesalahan dan kekurangan" agama lain kepada anak-anak kita. Disekolah, guru yang biasanya menjadi referensi bagi siswanya, sering juga memperkuat kesalahan pandangan tersebut justru karena ketidaktahuan guru tersebut terhadap hakekat agama. Masyarakat juga memperuncing dengan memberikan pandangan khawatir apabila ada umatnya memperlajari agama lain.
(materi detail lihat educationtarbak.blogspot.com)
Ah....saya memimpikan Indonesia masa depan.

Selasa, 2 Juni 2009

Dari tumblr(wibizone.tumblr.com) kembali ke blogspot (imamwibawamukti.blogspot.com)!
Hari ini seperti biasa berjalan apa adanya. Yang membedakannya, harapan demi harapan terus tumbuh walau semakin banyak harapan yang terbang tinggi tak berjejak lagi.
Bagaimanapun, hidup ini kadang mempesonakan sehingga kita takut untuk mati. Namun tak jarang juga sebaliknya, hidup ini dirasakan sangat menyebalkan dan mengharap segera kematianlah yang menyongsong kita.
Dari beberapa hari yang dilalui, mungkin hari ini saya ragu, apakah lebih baik mati atau tetap mempertahankan hidup.
Jangan salah sangka...kematian menjadi begitu akrab diucapkan saya bukan karena merasa tidak bahagia, tapi justru karena penasaran aja! Alasan kedua karena hidup itu tidak adil, untuk semua orang. Dan saya ragu Tuhan ikut bertanggung jawab didalamnya.
Hhhhhhhh....saya tahu tullisan ini cukup "mengerikan" untuk dibahas, tapi saya merasa kematian bukanlah sebuah momok yang tabu untuk dibicarakan. Saya sendiri masih bingung, mengapa setiap agama memiliki konsep yang berbeda tentan kematian ini.